BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pengetahuan dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapa tdipisahkan satu sama lain. Pengetahuan yang d idapat oleh seseorang takkan pernah ada bila tanpa melalui
proses pembelajaran. Sedangkan hakekat daripada pembelajaran itu sendiri adalah untuk memperoleh pengetahuan.
Dan untuk memperoleh hal-hal tersebut, dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan atau dapat juga dengan membaca buku.
Namun dapat dibayangkan bila pelatihan tersebut dapat digantikan dengan menggunakan bantuan alat seperti teknologi informasi dan komunikasi yang kini berkembang sedemikian pesatnya seiring dengan perkembangan jaman dan telah merambah keberbagai aspek kehidupan manusia. Bayangkan pula berapa waktu dan biaya
yang dapat dihemat bila proses pelatihan dan pembelajaran tersebut dapat dilakukan tanpa memandang siapa pelakunya, tanpa batasan tempat dan waktu.
Dengan menggunakan bantuant eknologi informasi dan komunikasi tersebut.
Adanya alat-alat itu dapat mengubah pikiran manusia, mengubah cara kerja dan cara hidupnya. Demikian juga, pendidikan tidak terlepas dari pengaruh teknologi. Kejadian ini dapat diidentifikasikan sebagai kemajuan ilmu pengetahuan teknologi,
informasi dan komunikasi.[1]
Dari beberapa penyebab kemajuan ilmu pengetahuan teknologi,
informasi dan teknologi tersebut dapat diambil suatu pertanyaan, “Upaya apa yang dilakukan oleh para pakar pendidikan untuk memajukan bidang pendidikan tersebut ?”Realitas ini sangat penting untuk dibahas dalam makalah ini.
Untuk itu pembahasan makalah ini
diangkat untuk mengungkap masalah-masalah tersebut. Berdasarkan fakta yang ada,
dan karya-karya ilmiah yang telah ditulis oleh para pakar pendidikan, telah
ditemukan upaya untuk memajukan dunia pendidikan, dengan
menciptakan/memperkenalkan sistem pembelajaran yang efektif dan efisien bagi
guru dan peserta didik.yang berupa pembelajaran jarak jauh dengan mempergunakan
media elektronika yang dikenal dengan istilah E-Learning.
Selanjutnya, berangkat dari latar
belakang masalah tersebut di atas, maka penulisan makalah ini kami beri judul“E-Learning ”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami angkat dalam
makalah ini adalah :
A. Apa
pengertian/definisi e-learning ?
B. Apa manfaat
e-learning ?
C. Bagaimana
sejarah dan perkembangan e-learning ?
D. Apa keuntungan
menggunakan e-learning ?
E. Apa saja fitur
e-learning ?
F. Apa saja elemen
e-learning ?
G. Apa saja aspek
penting dalam e-learning ?
H. Apa saja
arsitektur e-learning ?
I. Mengapa
terjadi pro dan kontra terhadap e-learning ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat menjelaskan/mendeskripsikan:
A. Pengertian/definisi
e-learning.
B. Manfaat
e-learning.
C. Sejarah dan
perkembangan e-learning.
D. Keuntungan
menggunakan e-learning.
E. Fitur
e-learning.
F. Elemen
e-learning.
G. Aspek penting
dalam e-learning.
H. Arsitektur
e-learning.
I. Pro dan kontra terhadap e-learning.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi E-Learning
Banyak pakar yang menguraikan definisi E-Learning dari
sudut pandang yang berbeda. Secara garis besar banyak orang mengatakan
E-Learning adalah sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi
informasi dalam proses belajar mengajar.
Beberapa pakar menguraikan definisi E-Learning sebagai
berikut:
Ø E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar
yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media
internet, intranet atau media jaringan komputer lain (Hartley, 2001).
Ø E-Learning adalah sistem pendidikan yang
menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media
internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone (LearnFrame.Com, 2001)
Ø E-learning adalah semua yang mencakup
pemanfaatan komputer dalam menunjang peningkatan kualitas pembelajaran,
termasuk di dalamnya penggunaan mobile technologies seperti PDA dan MP3
players. Juga penggunaan teaching materials berbasis web dan hypermedia,
multimedia CD-ROM atau web sites, forum diskusi, perangkat lunak kolaboratif,
e-mail, blogs, wikis, computer aided assessment, animasi pendidikan, simulasi,
permainan, perangkat lunak manajemen pembelajaran, electronic voting systems,
dan lain-lain. Juga dapat berupa kombinasi dari penggunaan media yang berbeda (Thomas Toth, 2003; Athabasca University,
Wikipedia).
Ø E-learning terdiri dari dua bagian yaitu e- yang
merupakan singkatan dari elektronika dan learning yang berarti pembelajaran.
Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat
elektronika, khususnya perangkat komputer. (Maryati
S.Pd.,)
Ø E-Learning adalah proses pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara sistematis dengan
mengintegrasikan semua komponen pembelajaran, termasuk interaksi pembelajaran
lintas ruang dan waktu, dengan kualitas yang terjamin.( Prof. Dr. Sulistyoweni Widanarko (BPMA).
Ø E-learning adalah sebuah rancangan aplikasi untuk
pengelolaan dan pendistribusian materi pendidikan dan latihan melalui berbagai
media elektronik, seperti Internet, LAN, WAN, broadband, wireless, dan
sebagainya. (Novira Putri Ayuningtyas).
Ø E-learning tidak hanya merupakan materi training
yang di-online-kan tetapi meliputi proses distribusi informasi, komunikasi,
edukasi, pelatihan, dan manajemen pengetahuan.
Ø E-learning merupakan sistem berbasis web
(internet) yang memungkinkan informasi dan pengetahuan dapat diakses oleh siapa
saja yang berhak serta kapan saja dan dimana saja.
Ø E-learning memberikan perangkat baru untuk
memberikan nilai tambah pada berbagai model pendidikan tradisional di kelas,
buku pelajaran, CD-ROM, serta pelatihan berbasis komputer lainnya.
Ø E-learning merupakan suatu proses belajar
mengajar yang memanfaatkan teknologi informasi (dalam hal ini internet) sebagai
sarana efektif dan memperluas pengetahuan sesuai dengan perkembangan ilmu
secara real-time. E-learning tidak akan menggantikan pertemuan di kelas tetapi
meningkatkan dan mengambil manfaat dari materi-materi dan teknologi pengiriman
baru untuk mendukung proses belajar mengajar. Dengan e-learning, para siswa
akan lebih diberdayakan, karena kini proses belajar-mengajar tidak lagi
berpusat pada guru tetapi beralih ke siswa. Dengan koneksi ke internet, seorang
siswa punya akses ke berbagai sumber informasi yang tak terbatas. Selain itu,
e-learning bersifat individual sehingga siswa yang aktif dan cepat menyerap
materi pelatihan akan bisa maju dengan lebih cepat.
Ø Matthew
Comercherodalam E-Learning, Concepts and Techniques ( Bloomsburg, 2006 )
mendefinisikan: E-learningadalah sarana pendidikan yang mencakup motivasi
diri sendiri, komunikasi, efisiensi, dan teknologi. Karena ada keterbatasan
dalam interaksi sosial, siswa harus menjaga diri mereka tetap termotivasi. E-learning
efisien karena mengeliminasi jarak dan arus pulang-pergi.Jarak dieliminasi
karena isi dari e-learning
didesain dengan media yang dapat diakses dariterminal komputer yang memiliki
peralatan yang sesuai dan sarana teknologi lainnya yang dapatmengakses jaringan
atau Internet. Dari definisi-definisi yang muncul dapat kita simpulkan
bahwa sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam
proses belajar mengajar dapat disebut sebagai suatu e-Learning(Wahono, 2005, p. 1).
Ø Menurut Allan J. Henderson, E-learning
adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi komputer, atau
biasanya Internet (The e-learning
Question and Answer Book, 2003). Henderson menambahkan juga bahwa
e-learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat
mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran di
kelas.
Ø E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang
berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer.
Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan
dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer
yang lebih luas yaitu internet, inilah makanya system e-learning dengan
menggunakan internet disebut juga internet enabled learning. Penyajian
e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Informasi-informasi
perkuliahan juga bisa realtime. Begitu pula dengan komunikasinya, meskipun
tidak secara langsung tatap muka, tapi forum diskusi perkuliahan bisa dilakukan
secara online dan real time. System e-learning ini tidak memiliki batasan
akses, inilah yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu.(Nugraha,2007).
Ø William
Horton menjelaskan bahwa e-learning merupakan pembelajaran berbasis web
(yang bisa diakses dari Internet). Terdiri dari beberapa kata kunci ; Pembelajaran jarak jauh. E-learning
memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas.Pembelajaran dengan menggunakan media
elektronik. E-learning, seperti juga namanya “Electronic Learning” disampaikan dengan menggunakan media
elektronik yang terhubung dengan Internet (world wide web yang menghubungkan
semua unit komputer di seluruh dunia yang terkoneksi dengan Internet) dan
Intranet (jaringan yang bisa menghubungkan semua unit komputer dalam sebuah
perusahaan).Pembelajaran formal vs.
informal. E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang
dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal.Pembelajaran yang di tunjang oleh para ahli
di bidang masing-masing.
Dari berbagai komentar yang dilontarkan, ada tiga
persamaan dalam hal manfaat yang
bisa dinikmati dari e-learning
yaitu Fleksibilitas,“Independent Learning”.
E-Learning tidak
diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran secara
konvensional di kelas, e-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang
terkait. Bagaimana memanfaatkan e-learning secara optimal? Seperti halnya
pembelajaran dengan cara lain, e-learning bisa memberikan manfaat yang optimal
jika beberapa kondisi berikut terpenuhi, diantaranya:
§ Tujuan
§ Pembelajar
§ Dukungan
§
Media lain
§
Pilih yang perlu
Komponen E-Learning mencakup:
v Perangkat keras
v Infrastruktur/jaringan
v Perangkat lunak
v Materi/Isi
v Strategi
interaksi
v Pemeran(dosen,dll
Skenario
e-Learning memungkinkan mahasiswa dapat kontak langsung dengan: Mahasiswa lain,
Dosen, Berbagai materi dan sumber belajar dalam bentuk elektronik. Materi yang
dimaksud bisa dalam bentuk bahan ajar, materi tugas, soal ujian/tes maupun
bentuk linkages.
B. Manfaat E-learning
Seperti sebagaimana yang disebutkan di
atas, e-learning telah mempersingkat
waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik
dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama
peserta didik. Peserta didik dapat
saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat
dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat
lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Dalam e-learning, faktor kehadiran guru
atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini
disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan
elektronik yang dirancang oleh "contents writer", designer e-learning dan pemrogram komputer.
Dengan adanya e-learning para guru/
dosen/ instruktur akan lebih mudah :
Ø melakukan
pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan
tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
Ø mengembangkan
diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya
Ø mengontrol
kegiatan belajar peserta didik.
Ada beberapa manfaat pembelajaran elektronik atau e-learning yang lain,
diantaranya adalah:
Ø Pembelajaran
dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
Ø Bertambahnya
Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau
instruktur.
Ø Menjangkau
peserta didik dalam cakupan yang luas (global audience).
Ø Mempermudahpenyempurnaandanpenyimpananmateripembelajaran
(easy updating of content as well as archivable capabilities).
Manfaat
e-learning juga dapat dilihat dari 2 sudut pandang :
a) Manfaat bagi
siswa
Dengan kegiatan
e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi.
Artinya, kita dapat mengakses
bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Selain itu kita juga
dapat berkomunikasi dengan guru/dosen
setiap saat, misalnya melalui chatting dan email. Mengingat sumber
belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses melalui
internet, maka kita dapat melakukan
interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja, juga
tugas-tugas pekerjaan rumah dapat diserahkan kepada guru/dosen begitu selesai
dikerjakan.
b) Manfaat bagi
pengajar
Dengan adanya kegiatan e-Learning manfaat yang diperoleh
guru/dosen antara lain adalah bahwa guru/dosen/
instruktur akan lebih mudah melakukan pembaruan materi maupun model pengajaran
sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, juga dapat dengan efisien mengontrol kegiatan belajar
siswanya. Pengalaman negara lain dan juga pengalaman distance learning
di Indonesia ternyata menunjukkan sukses yang signifikan, antara lain:
·
mampu meningkatkan pemerataan
pendidikan
·
mengurangi angka putus sekolah atau
putus kuliah atau putus sekolah
·
meningkatkan prestasi belajar
·
meningkatkan kehadiran siswa di kelas
·
meningkatkan rasa percaya diri
·
meningkatkan wawasan (outward looking)
·
mengatasi kekurangan tenaga pendidikan
·
meningkatkan efisiensi. (Soekartawi, 2005)
Kehadiran
guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara langsung dengan para murid telah menghilang dari
ruang-ruang elektronik e-learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari kekurangan e-learning yang
tidak bagus. Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e
(elektronik) dan learning (belajar), maka sistem ini mempunyai kelebihan dan
kekurangan.
E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik
dengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik
dengan dosen/guru/instruktur maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik
dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang
menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Guru
atau instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk
diakses oleh para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru/instruktur dapat
pula memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar
tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik
sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula (Website Kudos, 2002).
Secara lebih rinci, manfaat e-Learning dapat dilihat dari
2 sudut, yaitu dari sudut peserta didik dan guru:
1.
Dari Sudut Peserta Didik
Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya
fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses
bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat
berkomunikasi dengan instruktur setiap saat. Dengan kondisi yang demikian ini,
peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi
pembelajaran. Manakala fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia di daerah
perkotaan tetapi telah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaan, maka kegiatan
e-Learning akan memberikan manfaat (Brown,
2000) kepada peserta didik yang ;
Ø
belajar di sekolah-sekolah kecil di
daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat
diberikan oleh sekolahnya,
Ø
mengikuti program pendidikan keluarga
di rumah (home schoolers) untuk mempelajarii materi pembelajaran yang tidak
dapat diajarkan oleh para orangtuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di
bidang komputer,
Ø
merasa phobia dengan sekolah, atau
peserta didik yang dirawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah
tetapi berminat melanjutkan pendidikannya, yang dikeluarkan oleh sekolah,
maupun peserta didik yang berada di berbagai daerah atau bahkan yang berada di
luar negeri, dan
Ø tidak
tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.
2.
Dari Sudut Instruktur (guru)
Dengan adanya kegiatan e-Learning (Soekartawi, 2002a,b), beberapa manfaat yang diperoleh instruktur
antara lain adalah bahwa instruktur dapat:
Ø
lebih mudah melakukan pemutakhiran
bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan
keilmuan yang terjadi.
Ø
mengembangkan diri atau melakukan
penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif
lebih banyak.
Ø
mengontrol kegiatan belajar peserta
didik. Bahkan instruktur juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar,
topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa
kali topik tertentu dipelajari ulang.
Ø
mengecek apakah peserta didik telah
mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu.
Ø memeriksa
jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.
Sedangkan manfaat pembelajaran elektronik menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan K. Wulf (Wulf, 1996) terdiri atas 4 hal,
yaitu:
1. Meningkatkan
kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau
instruktur (enhance interactivity). Apabila dirancang secara cermat,
pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik
antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik,
maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance
interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional.
Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat,
berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun
menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Mengapa? Karena pada pembelajaran
yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan
dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas.
Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh beberapa
peserta didik yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak
akan terjadi pada pembelajaran elektronik. Peserta didik yang malu maupun yang
ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan
pertanyaan maupun menyampaikan pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau
mendapat tekanan dari teman sekelas (Loftus,
2001).
2. Memungkinkan terjadinya interaksi
pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility). Mengingat
sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses
oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan
interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja (Dowling, 2002). Demikian juga dengan
tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada instruktur begitu
selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan
guru/instruktur. Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan
konvensional. Dalam kaitan ini, Universitas Terbuka Inggris telah memanfaatkan
internet sebagai metode/media penyajian materi. Sedangkan di Universitas
Terbuka Indonesia (UT), penggunaan internet untuk kegiatan pembelajaran telah
dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan internet di UT masih terbatas untuk
kegiatan tutorial saja atau yang disebut sebagai “tutorial elektronik” (Anggoro, 2001).
3.
Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to
reach adalah global audience). Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik
yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakinl ebih banyak atau meluas.Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan.Siapasaja, di manas aja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of
content as well as archivable capabilities). Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar
elektronik .Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belaja rsesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodic dan mudah. Di samping itu,
penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang
didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian instruktur selaku penanggung-jawab atau Pembina materi pembelajaran itu sendiri. Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu oleh instruktur
yang akan mengembangkan bahan belajar elektronik.
Demikian juga dengan pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus ada komitmen dari instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan belajarp eserta didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta didiknya.[2]
C. Keuntungan Menggunakan E-learning
Keuntungan menggunakan e-Learning
diantaranya sebagai berikut (Wahono,2005,p.2):
a)
Fleksibel karena siswa dapat belajar
kapan saja, di mana saja, dan dengan tipe pembelajaran yang berbeda-beda.
b)
Menghemat waktu proses belajar mengajar.
c)
Mengurangi biaya perjalanan.
d)
Menghemat biaya pendidikan secara
keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku).
D.
FiturE-learning
E-learningmemilikifitur-fitursebagaiberikut(Clark & Mayer, 2008, p. 10):
ü Konten yang
relevan dengan tujuan belajar.
ü Menggunakan
metode instruksional seperti;contoh dan praktek untuk membantu
belajar.
ü Menggunakan
elemen media seperti;kalimat dan gambar untuk mendistribusikan konten dan
metode belajar.
ü Pembelajaran dapat secara langsung dengan instruktur ataupun belajar secara individu
ü Membangun
wawasan dan teknik baru yang dihubungkan dengan tujuan belajar.
E.
Elemen E-learning
Definisi e-learning
memiliki beberapa elemen tentang apa,
bagaimana, dan mengapadari e-learning(Clark & Mayer, 2008, p. 10):
1)
Apa.E-learning memasukkan
baik konten, yaitu informasi, dan metode instruksional, yang mana teknik, untuk membantu orang
mempelajari konten belajar.
2)
Bagaimana.E-learning
didistribusikan melalui komputer dalam bentuk kalimat dan gambar.
Pendistribusiannya dapat dalam bentuk gambaryang didesain
untuk belajar secara individu dan dalam media videoyang didesain
dengan bimbingan dari instruktur secara langsung.
3)
Mengapa.E-learning ditujukan
untuk membantu pelajar mencapai tujuan belajarnya atau melakukan pekerjaannya.[4]
F.
Aspek Penting dalam E-learning
1.
E-learning menciptakan
solusi belajar formal dan informal.
Salah satu
kesalahan berpikir tentang e-learningadalahe-learning
hanya menciptakan sistem belajar secara formal, seperti dalam bentuk kursus.
Namun faktanya adalahsaat
ini 80% pembelajaran didapat secara informal. Banyak orang saat beraktivitas
sehari-hari dan menghadapi suatu masalah membutuhkan solusi secepatnya. Dalam
hal ini, e-learning
haruslah memiliki karakteristik berikut:
·
just in time
–tersedia untuk
pengguna ketika mereka membutuhkannya untuk menyelesaikan tugasnya.
·
on-demand– tersediasetiapsaat.
·
bite-sized– tersedia dalam ukuran yang kecil agar dapat digunakan secara cepat.
2.
E-learning menyediakan akses keberbagai macam sumber pembelajaran baik itu konten ataupun manusia.
Kesalahan lainnya dalam berpikir tentang e-learning bahwa e-learning hanya membuat kontens aja. Sebenarnya e-learning adalah sebuah aktivitass osial. E- learning menyediakan pengalaman belajar yang kuat melalui komunitas online pengguna e-learning. Karena manusia adalah makhluk sosial, jadi ada banyak kesempatan untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan berbagi ilmuan antara sesame pengguna e-learning.
3.
E-learning mendukung sekelompok orang atau grup
untuk belajar bersama.
E-learningbukan aktivitas
individu saja, tetapi juga mendukung sekelompok orang atau grup untuk
belajar bersama, baik untuk berkomunikasi, berkolaborasi, berbagi ilmu, dan
membentuk sebuah komunitas online yang
dapat dilakukan secara langsung (synchronous)
atau tidak langsung (asynchronous).
4.
E-learning membawa
pembelajaran kepada pelajar bukan pelajar ke pembelajaran.
Bentuk pembelajaran tradisional bahwa pelajar harus pergi keluar untuk mencari pembelajaran mereka sendiri. Sedangkan Model e-learning disebut juga Pull Model of Learning(Knight, 2005, p. 11).[5]
Bentuk pembelajaran tradisional bahwa pelajar harus pergi keluar untuk mencari pembelajaran mereka sendiri. Sedangkan Model e-learning disebut juga Pull Model of Learning(Knight, 2005, p. 11).[5]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan E-Learning dapat kami
simpulkan sebagai berikut :
1) Definisi E-Learning adalah suatu jenis belajar mengajar
yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media
internet, intranet atau media jaringan komputer lain, atau proses pembelajaran
yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara sistematis
dengan mengintegrasikan semua komponen pembelajaran, termasuk interaksi
pembelajaran lintas ruang dan waktu, dengan kualitas yang terjamin.
2) Manfaat E-learning adalah mempersingkat waktu
pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah
interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan
dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling
berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan
berulang-ulang, lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih
mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung
jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir,
mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya,
mengontrol kegiatan belajar peserta didik, Pembelajaran dari mana dan kapan
saja (time and place flexibility).
3) Keuntungan
Menggunakan E-learning diantaranya Fleksibel,
Menghemat waktu proses belajar mengajar, Mengurangi biaya perjalanan, biaya
pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku), Menjangkau
wilayah geografis yang lebih luas.
4) Fitur E-learning yaitu Konten yang relevan dengan
tujuan belajar, Menggunakan metode instruksional seperti contoh dan praktek
untuk membantu belajar, Menggunakan elemen media seperti kalimat dan gambar untuk
mendistribusikan konten dan metode belajar, Pembelajaran dapat secara langsung
dengan instruktur (synchronous)
ataupun belajar secara individu (asynchronous),
Membangun wawasan dan teknik baru yang dihubungkan dengan tujuan belajar.
5) Elemen E-learning yaitu apa,
bagaimana dan mengapa dari e-learningApa
: memasukkan baik konten, yaitu informasi, dan metode instruksional, yaitu
teknik, yang membantu orang mempelajari konten belajar, Bagaimana, didistribusikan melalui komputer dalam bentuk kalimat
dan gambar, Mengapa, ditujukan
untuk membantu pelajar mencapai tujuan belajarnya atau melakukan pekerjaannya.
6) Aspek Penting
dalam E-learning yaitu menciptakan solusi belajar formal dan informal,
menyediakan akses ke berbagai macam sumber pembelajaran baik itu konten ataupun
manusia, mendukung sekelompok orang atau grup untuk belajar bersama, membawa
pembelajaran kepada pelajar bukan pelajar ke pembelajaran.
B.
Saran
Hendaknya bagi pengelola dan orang-orang yang terjun dalam dunia pendidikan menggunakan pemanfaatan teknologi informasi, komunikasi dalam bentuk pembelajaran elektronik(E-Learning) sebagai salah satu cara yang efektif dalam menanggulangi kelemahan persoalan pembelajaran yang masih bersifat konvensional. Sehingga diharapkan ada peningkatan mutu,
ketrampilan berpikir, berinteraksi serta ketrampilan-ketrampilan ideal lainnya dari para peserta didik
DAFTAR PUSTAKA
http://elearning.unpad.ac.id Powered
by Joomla! Generated: 4 May, 2009, 01:15
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_elektronik
Nasution, Teknologi
Pendidikan (Jakarta: PT. BumiAksara,
2008), 99
Saefudin Sa’ud,
Udin, Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2008.
Sinar harapan.ekonomi/mandiri (2004/02,17 ), man01.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar